Berita

Publikasi - Berita

pembelajaran-yang-berpusat-pada-siswa-di-tengah-keterbatasan-sapras

Muhammad Fikri Aminuddin, S.Kom.

Pembelajaran Yang Berpusat Pada Siswa di Tengah Keterbatasan Sapras

Ditulis oleh fasilitator Sekolah Penggerak: Dr. Rusnanie, M.Pd.(Tulisan refleksi/renungan setelah selesai kunjungan di SDN 1 Tumbang Tilap, sebagai bentuk Apresiasiku untuk SDN 1 Tumbang Tilap)Dalam kondisi keterbatasan sarana dan prasarana (sapras), mutu pembelajaran masih tetap bisa meningkat dengan beberapa langkah yang dapat dilakukan. Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di tengah keterbatasan sapras:Memanfaatkan teknologi yang ada: Dalam era digital saat ini, teknologi dapat menjadi alat bantu yang efektif dalam proses pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan perangkat lunak, aplikasi, atau platform pembelajaran online yang dapat digunakan untuk memberikan materi, tugas, dan komunikasi antara guru dan siswa. Meskipun mungkin tidak ada akses yang lengkap terhadap perangkat teknologi, namun dengan memanfaatkan apa yang telah ada, mutu pembelajaran bisa ditingkatkan.Mengoptimalkan penggunaan sapras yang tersedia: Meskipun keterbatasan, tetaplah mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada di lingkungan sekolah. Misalnya, jika ada ruang kelas yang ternyata memiliki projektor yang jarang digunakan, maka bisa dimanfaatkan untuk menampilkan materi visual atau film pendukung dalam pembelajaran.Membuat sistem rotasi: Jika jumlah sapras terbatas di kelas, guru dapat membuat jadwal atau sistem rotasi penggunaan sapras tersebut. Hal ini bertujuan agar semua siswa dapat merasakan manfaat dan pengalaman menggunakan sapras yang ada.Mengoptimalkan interaksi dan keterlibatan siswa: Meskipun sarana pembelajaran terbatas, guru tetap bisa meningkatkan mutu pembelajaran dengan memfokuskan pada interaksi dan keterlibatan siswa. Guru dapat menggunakan metode-metode aktif dan pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung, seperti diskusi kelompok, permainan peran, dan simulasi. Dengan cara ini, proses pembelajaran tetap dapat berjalan efektif dan mutu pembelajaran dapat ditingkatkan.Melakukan kolaborasi antar guru: Guru-guru dapat saling berbagi pengalaman dan ide dalam mengatasi keterbatasan sapras. Dengan melakukan kolaborasi, guru dapat saling memberikan saran, tips, dan trik dalam memaksimalkan penggunaan sapras yang ada di sekolah. Hal ini akan membantu meningkatkan mutu pembelajaran.Melibatkan orang tua siswa: Orang tua juga bisa dilibatkan dalam meningkatkan mutu pembelajaran di tengah keterbatasan sapras. Guru dapat mengajak orang tua untuk memberikan masukan atau berbagi pengalaman mereka sendiri dalam memaksimalkan pembelajaran di rumah. Orang tua juga dapat membantu guru dalam mendapatkan perlengkapan tambahan yang dibutuhkan untuk mendukung pembelajaran.Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, mutu pembelajaran masih bisa meningkat meskipun dalam kondisi keterbatasan sapras. Semua pihak terkait, baik guru, siswa, maupun orang tua, perlu bekerja sama untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan bermutu.Apa yang saya tuliskan di atas hampir 90 persen sudah dilakukan oleh SDN 1 Tumbang Tilap.

perkuat-implementasi-kurikulum-merdeka-bgp-kalteng-adakan-rapat-koordinasi-dengan-dinas-pendidikan

Muhammad Fikri Aminuddin, S.Kom.

Perkuat Implementasi Kurikulum Merdeka, BGP Kalteng Adakan Rapat Koordinasi dengan Dinas Pendidikan

Balai Guru Penggerak Kalimantan Tengah telah melaksanakan Rapat Koordinasi Teknis Program Implementasi Kurikulum Merdeka. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15 - 17 Mei 2023 di Aquarius Boutique Hotel, Palangka Raya.Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Balai Guru Penggerak Kalimantan Tengah I Ketut Sukajaya, S.Pd., M.Pd. Dihadiri oleh Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Kalimantan Tengah, Kepala Bidang GTK Dinas Provinsi Kalimantan Tengah, Perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah.Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membahas terkait dengan Kebijakannya Kemendikbudristek terkait dengan IKM Mandiri, Kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah terkait IKM Mandiri, Orientasi Program IKM, Sosialiasi Narasumber Berbagi Praktik Baik, Sosialisasi terkait Komunitas Belajar, Sosialisasi terkait dengan Pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar, serta diharapkan hasil berupa Paparan dari Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota terkait dengan dukungan terhadap IKM Mandiri di wilayah masing-masing. 

kepala-sekolah-penggerak-angkatan-2-ikuti-lokakarya-kepemimpinan

Muhammad Fikri Aminuddin, S.Kom.

Kepala Sekolah Penggerak Angkatan 2 Ikuti Lokakarya Kepemimpinan

Balai Guru Penggerak Kalimantan Tengah melaksanakan kegiatan Lokakarya Kepemimpinan Kepala Sekolah Program Sekolah Penggerak Angkatan 2 Tahun Pertama pada Provinsi Kalimantan Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan secara serentak di 7 Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah pada tanggal 17 Mei 2023. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Sekolah pada Program Sekolah Angkatan 2 Tahun Pertama pada jenjang PAUD, SD, SMP, SMA/SMK dan SLB di Kabupaten/Kota:1. Kotawaringin Barat2. Palangka Raya3. Barito Utara4. Kapuas5. Kotawaringin Timur6. Gunung Mas7. Murung RayaKegiatan Lokakarya Kepemimpinan Kepala Sekolah Angkatan 2 tahun Pertama merupakan pertemuan antara Kepala sekolah yang difasilitasi oleh fasilitator Sekolah Penggerak di lingkup kabupaten/kota dalam rangka mendiskusikan bagaimana kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran mampu memetakan dan meningkatkan kompetensi guru untuk mewujudkan pembelajaran yang memerdekakan.

cgp-angkatan-8-ikuti-lokakarya-perdana

Muhammad Fikri Aminuddin, S.Kom.

CGP Angkatan 8 Ikuti Lokakarya Perdana

Rabu, 13 Mei 2023, Balai Guru Penggerak Kalimantan Tengah melaksanakan Lokakarya Orientasi/Perdana untuk Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 8 untuk Provinsi Kalimantan Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan secara serentak di tiga daerah sasaran Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 8 Provinsi Kalimantan Tengah yaitu di Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kota Palangka Raya.Lokakarya Orientasi diikuti oleh seluruh Calon Guru Penggerak (CGP), Pengajar Praktik (PP), Kepala Sekolah Calon Guru Penggerak, dan Pengawas Sekolah Calon Guru Penggerak. Lokakarya Orientasi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi posisi diri pada Kompetensi Guru Penggerak, Calon Guru Penggerak dapat membuat rencana pengembangan kompetensi diri Guru Penggerak, berikut dukungan yang diperlukan, dan tantangan yang mungkin terjadi, serta Calon Guru Penggerak memahami pentingnya membuat portofolio, tahapan dan contoh portofolio sebagai bagian dari pengembangan kompetensi.

mengakhiri-program-pendidikan-guru-penggerak-angkatan-6-bgp-kalteng-bersama-dinas-pendidikan-selenggarakan-lokakarya-panen-hasil-belajar

Muhammad Fikri Aminuddin, S.Kom.

Mengakhiri Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6, BGP Kalteng Bersama Dinas Pendidikan Selenggarakan Lokakarya Panen Hasil Belajar

Balai Guru Penggerak melaksanakan Lokakarya 7 "Panen Hasil Belajar" Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 dengan daerah sasaran Kabupaten Barito Selatan Kalimantan Tengah dari tanggal 15 s.d. 16 April 2023.Kepala Balai Guru Penggerak Kalimantan Tengah I Ketut Sukajaya, S.Pd., M.Pd hadir dalam kegiatan Lokakarya 7 "Panen Hasil Belajar" Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6. Selain itu juga dihadiri oleh pejabat daerah yaitu:1. Asisten II Pemda Kab. Barsel2. Kadisdik Kab. Barsel3. Sekdisdik Kab. Barsel4. Kabid SD Disdik Kab. Barsel.Dalam kegiatan ini para Calon Guru Penggerak memamerkan hasil karya mereka selama mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 sebanyak 28 Calon Guru Penggerak sangat antusias dalam menampilkan hasil praktik baik dari pendidikan yang mereka ikuti. Sehingga diharapkan akan memberikan dampak yang positif kepada murid, teman sejawat, sekolah dan masyarakat umum.

calon-guru-penggerak-angkatan-7-dibekali-kemampuan-coaching

Muhammad Fikri Aminuddin, S.Kom.

Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Dibekali Kemampuan Coaching

8 April 2023, Balai Guru Penggerak Kalimantan Tengah bersama Dinas Pendidikan Kab/Kota melaksanakan kegiatan Lokakarya 4 Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7 dengan daerah sasaran:1. Kabupaten Barito Timur2. Kabupaten Seruyan3. Kabupaten Katingan4. Kabupaten Kotawaringin Timur5. Kabupaten Kotawaringin Barat6. Kabupaten Kapuas7. Kota Palangka RayaLokakarya 4 dengan Tema "Penguatan Praktik Coaching" diharapkan Calon Guru Penggerak (CGP) dapat menampilkan kemampuan coaching pada rekan sejawat dengan menggunakan alur percakapan TIRTA, selain itu juga menampilkan kemampuan melakukan supervisi akademik dengan pola pikir coaching, serta menghasilkan rencana pengembangan diri berdasarkan praktik supervisi akademik.

sosialisasi-pendaftaran-narasumber-berbagi-praktik-baik

Muhammad Fikri Aminuddin, S.Kom.

Sosialisasi Pendaftaran Narasumber Berbagi Praktik Baik

Dalam rangka untuk mendukung dan mempercepat implementasi Kurikulum Merdeka, Balai Guru Penggerak Kalimantan Tengah menyelenggarakan kegiatan sosialisasi Pendaftaran Narasumber Berbagi Praktik Baik secara daring. Kegiatan yang diselenggarakan tanggal 21, 22, dan 24 Maret 2023 ini mengundang para Kepala Sekolah Penggerak, Guru yang lolos Program Guru Penggerak dan Pendidik lainnya yang memiliki praktik baik terkait Implementasi Kurikulum Merdeka. Narasumber Berbagi Praktik Baik adalah salah satu dukungan Kemendikbudristek bagi satuan pendidikan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka jalur Mandiri. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut: berasal dari satuan pendidikan yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, atau sekolah lainnya yang telah menerapkan prinsip- prinsip Kurikulum Merdeka di satuan pendidikannya dan belum pernah mengikuti pembekalan NS BPB;Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik sebagai NS BPB;Memiliki bukti karya yang dapat dijadikan praktik baik implementasi Kurikulum Merdeka;Berkomitmen untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan NS BPB;Berkomitmen menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai NS BPB; dantelah menyelesaikan aksi nyata pelatihan mandiri di PMM minimal dua topik.Diharapkan melalui kegiatan ini semakin banyak kepala sekolah/guru yang mendaftarkan dirinya sebagai Narasumber Berbagi Praktik Baik di aplikasi SINAR BAIK. 

sekolah-penggerak-di-kalimantan-tengah-dari-oleh-dan-untuk-siswa

Muhammad Fikri Aminuddin, S.Kom.

Sekolah Penggerak di Kalimantan Tengah: Dari, Oleh, dan Untuk Siswa

Terpilih sebagai Sekolah Penggerak bukanlah sebuah proses yang singkat. Diawali dari seleksi berkas yang berisikan riwayat pengabdian serta prestasi yang pernah diraih oleh para Kepala Sekolah, praktik mengajar, hingga kemudian pleno bersama, antara pihak Kemendikbudristek (dalam hal ini UPT) dan Pemangku Kepentingan Daerah. Para Kepala Daerah berkomitmen, untuk tidak melakukan mutasi para Kepala Sekolah Penggerak terpilih selama 3 tahun, untuk memaksimalkan pendampingan dan intervensi Program Sekolah Penggerak, yang diharapkan dapat naik level (minimal satu tingkat) dari yang diharapkan pada rentang tahun tersebut.Sekolah Penggerak terpilih tidak hanya berupaya memajukan satuan pendidikannya saja. Sekolah Penggerak terpilih pun tak jarang mengundang sekolah lain untuk mengimbaskan ilmu yang didapat dari Fasilitator Sekolah Penggerak (FSP), kepada sekolah-sekolah lain yang masih dalam satu gugus, walau hanya sekadar transfer ilmu yang sederhana saja. Seperti bagaimana digitalisasi di sekolah, atau saling berbagi praktik baik terkait IKM dan PMM yang sekiranya dapat saling menginspirasi. Seperti yang telah dilakukan oleh TK Bina Bangsa 01 di Kabupaten Kotawaringin Timur dan TK Negeri Pangkalan Banteng di Kabupaten Kotawaringin Barat. Kedua sekolah tersebut mengundang sekolah-sekolah di sekitarnya untuk belajar dan berbagi bersama.Ada juga salah seorang guru dari SMPN 2 Mentaya Hilir Utara yang tak mau ketinggalan berbagi pemahaman mengenai Merdeka Belajar yang dapat disaksikan melalui kanal YouTube beliau,https://www.youtube.com/watch?v=5_EQydGucEkCerita inspiratif lain juga didapat dari SDN 2 Sawahan dari Kabupaten Kotawaringin Timur, yang bahkan turut melibatkan peran orang tua murid dalam Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Dalam praktiknya, para murid diajak untuk memanfaatkan tanaman herbal yang tumbuh di sekitar sekolah untuk kemudian dibuat jamu kunir asam. Karena di antara orang tua murid tersebut ada yang berprofesi sebagai pembuat jamu, maka pihak sekolah pun mengajak orang tua murid bersangkutan untuk bersama-sama memberi arahan kepada murid dalam pengolahan produk tersebut. Untuk melihat lebih lanjut mengenai aksi para siswa dalam mengolah jamu tersebut, dapat menyaksikan melalui tautan berikut,https://www.youtube.com/watch?v=5_EQydGucEkApapun produk yang dihasilkan oleh para kepala sekolah, guru, siswa, bahkan orang tua, semuanya adalah hasil karya yang baik. Di balik hasil yang luar biasa tersebut, terdapat proses dan kolaborasi yang diharapkan dari output Profil Pelajar Pancasila, yakni untuk mencetak generasi Beriman, Berkebinekaan Global, Bergotong Royong, Kreatif, Bernalar Kritis, dan Mandiri.     

menjadi-fasilitator-sekolah-penggerak-di-kalimantan-tengah-melewati-sungai-beriam-atau-berbuaya-dan-tanah-berair

Muhammad Fikri Aminuddin, S.Kom.

Menjadi Fasilitator Sekolah Penggerak di Kalimantan Tengah: Melewati Sungai Beriam atau Berbuaya, dan Tanah Berair

Menjadi Fasilitator Sekolah Penggerak (FSP) Program Sekolah Penggerak (PSP) memang bukanlah kewajiban. Hanya sekadar tugas tambahan, yang didasari jiwa kesukarelawanan. Namun, peran FSP dalam pendampingan Sekolah PSP tidak dapat diremehkan—justru menjadi ujung tombak dalam pengembangan hasil belajar secara holistik kepada anak didik.Program Sekolah Penggerak memungkinkan seluruh sekolah untuk menjadi penggerak bagi sekolah-sekolah di wilayahnya, baik yang di tengah kota, maupun di hulu dan hilir sungai di Kalimantan Tengah. Siapa yang pernah menyangka, jika sekolah yang berada di ujung kebun sawit menjadi wadah pembelajaran bagi sekolah-sekolah di sekitarnya, atau bahkan sekolah-sekolah yang lokasinya harus melewati sungai beriam, atau berbuaya. Selama ada tekad dan kemauan, tidak ada yang mustahil, dan seluruh pemangku kepentingan di daerah, juga turut mendukung program yang dirilis langsung oleh Kemendikbudristek RI ini.Kembali pada bahasan awal, bahwa sejatinya para FSP pun diseleksi melalui proses yang cukup ketat dan panjang, menimbang bahwa akan ada banyak amanah dan tanggung jawab yang akan diemban untuk mendampingi sekolah-sekolah yang terpilih. Pendampingan tersebut tak hanya secara dalam jaringan (daring), tetapi juga luar jaringan (luring) yang tentunya, medan menuju lokasi sekolah binaan juga menantang. Tak jarang, ada beberapa FSP yang bahkan butuh waktu hingga 3 hari lamanya untuk melakukan Kunjungan Lapangan yang hanya berlangsung selama 3 JP (1 JP = 45 menit). Untuk saat ini saja—Angkatan 1 dan 2, waktu tempuh ke kabupaten terdekat membutuhkan waktu sekitar 4 jam lamanya. Itu pun baru tiba di ibukota kabupaten, belum menuju ke sekolah binaan yang menyita waktu perjalanan lebih lama lagi.Dengan rerata usia 40-an dari berbagai kalangan (akademisi, dinas, UPT, dan pensiunan), para FSP ini tersebar ke 7 kabupaten/kota terpilih Program Sekolah Penggerak. Ada sekolah yang berlokasi dekat dengan domisili para FSP, ada pula yang harus menempuh perjalanan berjam-jam, bahkan jalur darat dan air. Belum lagi jika kondisi jalan sedang rusak, para FSP pun harus rela mengantri, hingga akhirnya terpaksa mencari penginapan terdekat.      Tidak hanya pengorbanan para FSP yang patut diacungi jempol, tetapi juga peran sekolah dampingan yang tak kalah semangat dalam mendukung dan mengimplementasikan Program Sekolah Penggerak di satuan pendidikan masing-masing. Tak jarang, beberapa sekolah bahkan rela merogoh kocek untuk pengantar-jemputan para FSP karena medan tempuh yang ekstrem.“Saya ni, Mbak.. Pakaian atas aja yang bagus. Coba lihat sepatu dan ujung celana saya, penuh bekas licak* ini.” Tutur Pak Jonro—salah satu FSP, ketika kami sedang rehat di sela-sela kegiatan Lokakarya Pengawas di Kabupaten Kotawaringin Barat Oktober 2022 lalu. Hal tersebut bukan bualan semata, dan tak hanya satu-dua FSP yang bertugas di lapangan dengan kondisi demikian. Pak Saharuddin pun, FSP untuk jenjang SMP di Kabupaten Murung Raya harus menempuh jalur darat dan air, melewati sungai beriam deras untuk menuju Kecamatan Tumbang Kunyi. Ada juga Ibu Aty, yang bahkan sesekali harus berjalan kaki karena kondisi jalan yang sulit dilewati kendaraan roda empat biasa, atau bahkan Ibu Puji Ika Rahayu, yang harus melalui jalan berlumpur dan mengikuti lintasan bekas ban truk besar perusahaan karena sekolah yang beliau bina di bawah naungan suatu yayasan perusahaan sawit.    Tak hanya kegiatan-kegiatan yang bersifat kunjungan lapangan atau luring yang penuh tantangan, tetapi juga pendampingan yang dilakukan secara dalam jaringan (daring), khususnya untuk Pokja Manajemen Operasional (PMO) Level Sekolah. Selain para FSP yang harus mengatur jadwal kerja dengan sekolah dampingannya, ‘mencari sinyal’ adalah hal klasik yang selalu menjadi tantangan pendampingan setiap bulan. Mungkin jika mengutip salah satu obrolan dengan Pak Jainudin, “sinyalnya telindung* pohon kelapa”. Ada yang baru mendapat koneksi pada malam hari, ada juga yang hanya mendapat sinyal di satu sekolah, sehingga sekolah lain pun menumpang dan menggunakan satu perangkat untuk melakukan PMO bersama FSP. Bahkan, terkadang harus menunggu beberapa hari lagi agar mendapat koneksi yang maksimal antara FSP dan sekolah dampingannya.Dalam artikel singkat ini, tak dapat kami sebutkan satu-persatu nama FSP yang telah bekerja begitu keras mendampingi para sekolah PSP, yang diharapkan dapat menjadi motor penggerak untuk sekolah-sekolah lain di sekitarnya. Cerita singkat ini pun hanya sedikit gambaran perjuangan para FSP PSP di Provinsi Kalimantan Tengah, yang tentunya tak kalah semangat dengan para sekolah binaan untuk memajukan satuan pendidikannya. Semangat Merdeka Belajar, akan anak tabela itah pahari*!*:- Licak: Lumpur, becek- Telindung: Terhalang- Akan anak tabela itah pahari: Untuk generasi muda kita semua