Berita

Publikasi - Berita

Sekolah Penggerak di Kalimantan Tengah: Dari, Oleh, dan Untuk Siswa

Terpilih sebagai Sekolah Penggerak bukanlah sebuah proses yang singkat. Diawali dari seleksi berkas yang berisikan riwayat pengabdian serta prestasi yang pernah diraih oleh para Kepala Sekolah, praktik mengajar, hingga kemudian pleno bersama, antara pihak Kemendikbudristek (dalam hal ini UPT) dan Pemangku Kepentingan Daerah. Para Kepala Daerah berkomitmen, untuk tidak melakukan mutasi para Kepala Sekolah Penggerak terpilih selama 3 tahun, untuk memaksimalkan pendampingan dan intervensi Program Sekolah Penggerak, yang diharapkan dapat naik level (minimal satu tingkat) dari yang diharapkan pada rentang tahun tersebut.

Sekolah Penggerak terpilih tidak hanya berupaya memajukan satuan pendidikannya saja. Sekolah Penggerak terpilih pun tak jarang mengundang sekolah lain untuk mengimbaskan ilmu yang didapat dari Fasilitator Sekolah Penggerak (FSP), kepada sekolah-sekolah lain yang masih dalam satu gugus, walau hanya sekadar transfer ilmu yang sederhana saja. Seperti bagaimana digitalisasi di sekolah, atau saling berbagi praktik baik terkait IKM dan PMM yang sekiranya dapat saling menginspirasi. Seperti yang telah dilakukan oleh TK Bina Bangsa 01 di Kabupaten Kotawaringin Timur dan TK Negeri Pangkalan Banteng di Kabupaten Kotawaringin Barat. Kedua sekolah tersebut mengundang sekolah-sekolah di sekitarnya untuk belajar dan berbagi bersama.


Ada juga salah seorang guru dari SMPN 2 Mentaya Hilir Utara yang tak mau ketinggalan berbagi pemahaman mengenai Merdeka Belajar yang dapat disaksikan melalui kanal YouTube beliau,


Cerita inspiratif lain juga didapat dari SDN 2 Sawahan dari Kabupaten Kotawaringin Timur, yang bahkan turut melibatkan peran orang tua murid dalam Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Dalam praktiknya, para murid diajak untuk memanfaatkan tanaman herbal yang tumbuh di sekitar sekolah untuk kemudian dibuat jamu kunir asam. Karena di antara orang tua murid tersebut ada yang berprofesi sebagai pembuat jamu, maka pihak sekolah pun mengajak orang tua murid bersangkutan untuk bersama-sama memberi arahan kepada murid dalam pengolahan produk tersebut. Untuk melihat lebih lanjut mengenai aksi para siswa dalam mengolah jamu tersebut, dapat menyaksikan melalui tautan berikut,


Apapun produk yang dihasilkan oleh para kepala sekolah, guru, siswa, bahkan orang tua, semuanya adalah hasil karya yang baik. Di balik hasil yang luar biasa tersebut, terdapat proses dan kolaborasi yang diharapkan dari output Profil Pelajar Pancasila, yakni untuk mencetak generasi Beriman, Berkebinekaan Global, Bergotong Royong, Kreatif, Bernalar Kritis, dan Mandiri.

   

  



0 Komentar